Kakak YANg nakal
Karya
: Raja Osvidius Vincent
”Ayo pah,
siap-siap.” Ibu mengajak Ayah bersiap-siap untuk pergi
“Iya, bu.”
Jawab Ayah sambil bersiap-siap
Ayah dan Ibu ingin Pergi Ke
pesta pernikahan saudara. Ayah dan Ibu tidak mengajak kedua anaknya yaitu Roni
dan Randi.
“Ibu dan
Ayah pergi dulu ya,Ron!” Ibu pamit
”Ya, bu.”
Roni Membalas
“Kamu jaga
adikmu Randi, jaga rumah, dan jangan keluyuran keluar rumah ya,Ron!” Ibu
Berpesan
“Pasti, bu.”
Roni Menjawab
Setelah Ayah dan Ibu pergi, Roni
menyuruh Randi untuk tidur siang. Randi pun tidur. Setelah itu, Roni
meninggalkan adiknya di rumah sendirian. Roni telah melanggar perintah dari Ibu
untuk menjaga Randi dan tidak keluyuran keluar rumah.
Di warnet, Roni pun langsung
bermain game online. Roni merasa santai dan tidak panic bahwa ia telah
melanggar perintah dari Ibu.
“Tenang aja,
Ibu sama Ayah pulangnya lama, yang penting gua pulang sebelum Ayah sama Ibu
pulang” Roni berbicara dalam hati.
Sedangkan
itu, di rumah, Randi bangun dari tidurnya. Ia pun langsung menghampiri Roni ke
kamar, tetapi Roni tidak ada di Kamar.
“Bang Roni…” Randi memanggil Roni dengan suara yang
keras, tetapi tidak ada yang menyahut.
Randi
ingin mencari kakaknya ke luar rumah tetapi pintu rumah terkunci oleh Roni,
Randi tidak bisa keluar. Randi pun segera menelepon Ibu dan mengadu bahwa Roni
tidak ada di rumah. Randi pun meminta untuk Ibu dan Ayah pulang.
Ibu
dan Ayah akhirnya pulang ke rumah. Sesampai di rumah, Ayah membuka pintu dengan
kunci serap. Kemudian Ayah mengganti pakaian lalu mencari Roni.
Sedangkan
itu, Di Warnet, Roni tidak ingat waktu dan mengira Ayah dan Ibu pulang Malam.
Ia sama sekali tidak panik.
“Yoi, gua dapet bandana!” Roni senang mendapatkan hadiah
karena menyelesaikan misi di charnya.
Akhirnya,
Ayah menemukan Roni Di Warnet. Ayah melihat Roni sedang asyik bermain game
sambil angkat-angkat kaki. Ayah nampaknya sangat kesal karena Roni melanggar
perintah dari Ibu.
“Roniii” Ayah memanggil Roni sambil menepak meja
“I...ya, yah.” Roni menjawab dengan gugup
“Ayo pulang!” kata Ayah dengan suara yang keras
“Iya, yah.” Roni menjawab dengan wajah tertunduk lesu
Ayah
dan Roni menuju Pulang ke rumah. Pikiran Roni pun sangat kacau, Ia sangat takut
akan dimarahi oleh Ayah. Sesampai di rumah Roni dimarahi Ayah.
“Kamu disuruh ngapain sama Ibu, Ron?” Ayah bertanya
dengan suara keras
“Jangan keluyuran rumah dan jaga Randi, yah.” Jawab Roni
“Kalau disuruh jaga rumah, ngapain kamu keluar rumah?”
Dengan suara membentak
“Maaf, yah.” Jawab Roni sambil Menangis.
“Maaf maaf, masalahnya kamu sering seperti itu.” dengan
suara membentak.
“Sudah-sudah.” Ibu meredakan keadaan.
“Bagaimana kalau terjadi hal buruk menimpa rumah?” Ayah
tetap melanjutkan marahnya.
Ibu
menyuruh ayah untuk berhenti memarahi Roni. Kemudian Ibu memberi sedikit nasihat
kepada Roni.
“Roni…” Ibu memanggil.
“Iya,bu.” Roni merespon.
“Bagaimana jika terjadi hal buruk menimpa Adikmu di
rumah?” Ibu bertanya dengan halus
“Roni diam”
“Untung saja Adikmu menelepon Ibu!” dengan suara halus
“Maaf bu.” Roni meminta maaf
“Kamu Janji tidak akan mengulanginya lagi?” Ibu bertanya
“Roni janji bu, Maafin Roni bu.” Jawab Roni
“Baiklah, Jangan ulangi lagi!” Sekali lagi ibu menasihati
Setelah
Roni dinasehati, Roni meminta maaf kepada Randi karena sudah tidak menjaga
Randi dan menguncikannya sendirian di dalam rumah. Hati Roni pun terasa lega.
Setelah Roni meminta maaf kepada Randi, ia pun bergegas Mandi.